Musisi dan penata musik yang terlahir bagian selatan kabupaten Bantul ini memiliki kisah hidup yang sangat menarik. Sebagai seorang anak yang tinggal di Desa, musik tradisi karawitan (bentuk musik tradisi Jawa dengan alat musik gamelan) dan wayang kulit telah diakrabinya sejak semasa kecil, setidaknya menjadi hiburan yang dengarnya hampir setiap hari. Tak salah jika kemudian ia memilih untuk menggeluti seni karawitan di SMKI Yogyakarta (kini SMK N 1 Kasihan bantul) pada tahun 1984, walaupun cita-cita pada masa kecilnya sebenarnya adalah memiliki bengkel sepeda onthel di kampungnya. Factor yang mendorong untuk memasuki SMKI itupun hanya karena ketertarikannya pada kemegahan bangunan gedung sekolah yang tidak terdapat dikampungnya pada waktu itu. Akhirnya bengkel sepeda yang diimpikannya pun terkubur bersama semangat dirinya memasuki gedung sekolah baru yang magrong-magrong.
Sejak mempelajari karawitan secara formal, pengetahuan dan kemampuan Fredy Pardiman dalam musik yang menggunakan instrument gamelan pun semakin meningkat. Hal tersebut menjadi bekal untuk mengajar karawitan disekolah-sekolah sekitar kampungnya sampai pada kelompok ibu-ibu PKK., kelompok bapak bapak, kelompolmuda mudi ampai dengan kelompok anak anak TK dan SD. Keinginan yang kuat untuk menimba pengetahuan seni karawitan membawa Fredy bermain dalam beberapa kelompok karawitan di Yogyakarta, terutama mengiringi penampilan tari-tarian untuk konsumsi pariwisata maupun acara-acara lainnya. Kelompok-kelompok seni tradisi sampai kreasi baru pernah disinggahinya anatar lain, Mardawa Budaya – Pujokusuman, Suryo Kencana, Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Otok Bima Sidarta (PLK YK), Djaduk Ferianto (Kua Etnika.
Pada tahun 1988, Fredy Pardiman bersama beberapa pemusik tradisi lainnya mendirikan Pusat latihan Karawitan (PLK) Yogyakarta, dipimpin oleh Otok Bima Sidharta. Dikelompok ini dengan melakukan proses kreatif bersama-sama dalam penciptaan komposisi baru musik karawitan, baik untuk pertunjukan maupun direkam dalam pita kaset. Diantaranya, Tembang Dolanan Kreatif dan Langgam Jawa Kreatif (PLK Yogyakarta) yang diproduksi oleh Bintang Fajar Record. Salah satu langgam jawa ciptaan Fredy Pardiman yang berjudul Langen Sore direkam dalam pita kaset dinyanyikan oleh Waljinah.
Kesuntukannya dalam dunia musik karawitan dilanjutkan dengan meneruskan pendidikan formal di ISI Yogyakarta, jurusan seni karawitan. Namun menekunii pendidikan seni karawitan ditingkat perguruan tinggi ini tidak semulus yang dibayangkan. Tahun 1994 – 1996 Fredy Pardiman mengalami kesulitan keuangan untuk membiayai kuliahnya, sehingga sempat memaksa dirinya tidak aktif dan hampir memutuskan untuk berhenti kuliah. Beruntung ia segera dapat mengatasii situasi itu. Justru masa kuliah inilah ia menemukan cikal bakal permainan musik mulutnya yang terlahir di tengah keterbatasan yang populer di sebut Acapella mataraman.
Taun 1995 Fredy Pardiman berhasil menyelesaikan pendidikan di ISI dengan meraih gelar S1. sebuah tingkatan pendidikan yang sangat membanggakan untuk ukuran kampung tempat tinggalnya.
Pergaulan yang semakin terbuka, mempertemukan Fredy Pardiman dengan pemusik dan composer dari wilayah tradisi dan non tradisi. Semakin merangsang musikalitas serta meningkatkan kemampuan dan daya kretifitas bermusiknya. Pada akhirnya membuahkan kepercayaan kepada dirinya untuk menciptakan karya musik guna dipertunjukan maupun mengiringi pertunjukan tari. Beberapa pertunjukan musik dan karya musik tari yang pernah ditanganinya antara lain : Tari Kuntu Tiflan untuk mewakili DIY dalam festival Kesenian Daerah tingkat Nasional 1995 (memperoleh penghargaan sebagai penata musik terbaik), Tari Bedhaya Indonesia Emas karya RM. Kristiadi pada tahun 1995 (dipentaskan keliling Eropa), Tari Sang Aji karya Bagong Kusudiardja (memperingati jumenengan Sri Sultan HB X di kraton Yogyakarta), Komposisi Karawitan Tong-Tong di GKJ Jakarta (promosi kesenian DIY), Festival Musik Tradisi Nusantara tahun 2000 di Jakarta (penghargaan garapan musik terbaik), Komposisi Pathet Ruda Peksa (festival gendhing Mataram, FKY 2001), dll.
Tahun 1996, Fredy Pardiman aktif mendukung pertunjukan musik karya Djaduk Ferianto, di Kua Etnika berkesempatan menggelar karya musiknya dalam acara Sketsa-sketsa Bunyii tahun 1997, yang menjadi awal bangkitnya musik mulut Fredy Pardiman sebagai Acapella Mataraman.
Pada tanggal 12 Maret 2005 Acapella Mataraman memutuskan untuk memisahkan diri dari manajemen Kua Etnika yang selama itu menjadi tim manajemennya. Dalam perkembangannya Acapella Mataraman menjadi kelompok musik yang mandiri sampai sekarang.
Keanggotaan Acapella Mataraman sampai saat ini bersifat kelompok terbuka dengan personil yang keluar dan masuk silih berganti. antara lain Soimah Pancawati, Suwarjiyo, Catur kuncara, Maryono, Budi Pramono, dll.
Saat ini Pardiman aktif melakukan berbagai aktifitas bermusiknya baik sendiri maupun kerja sama dengan kelompok-kelompok kesenian lain di Yogyakarta, seperti menata musik untuk pertunjukan tari, kethoprak, wayang dan teater dan menjadi fasilitator serta memberi workshop musik kreatif dibeberapa lembaga, (Sanggar, SD, SMP dan Perguruan tinggi). di samping itu di wilayah musik edukasi juga membentuk kelompok kerja Sragam ABG (Srawung gamelan Ayo Bermain Gamelan) yang bergerak di wilayah anak-anak.
Di studionya Pardiman makin Gencar mengembangkan aktifitas keseniaannya Saat ini Juga membuat program program yang bersifat non profit yaitu Sanja Budaya yang mengedepankan edukasi sosial masyrakat di antaranya pelatihan gamelan routine untuk anak anak, remaJa dan dewasa. Juga yang bersifat kunjungan baik di kunjungi maupun mengunjungi. Khusus kunjungan di Onah Cangkem ada beberapa program di antaranya : workshop Gamelan, Memakai busana Jawa, bermusik Acapella. Nembang Macapat, Game unggah ungguh jawa, bermain janur, dan cara menonton wayang.
Khusus untuk Acapella Mataraman sekarang ini Pardiman selalu melakukan regenerasi dengan format baru, dengan merangkul beberapa anak remaja SMP dan SMA di wilayah DIY, Bahkan pada taun 2016 pardiman membuat acapella anak anak ICIPILLI MITIRIMIN dengan sepirit mengenalkan kembali semngat bernyanyi tembang tembang tradisonal dan menari seperti halnya dolanan anak padang rembulan. Bahkan icpilli Mitirimin baru saja merilis Vido klip INDONESIA SAKTI. Dan Semua kegiatan Kesenian Pardiman Sekarang Berpusat Di Omah Cangke studio barunya yang terletak di dusun Karangjati Rt 07 Bangunjiwo kasihan Bantul Yogyakarta. Satu hal yang disukai rekan-rekannya, yaitu kekocakannya dan sering melontarkan humor-humor yang menyegarkan.Selain itu juga terciptalah jargon jargon positif tingking dan cinta tanah air
Salam Indonesia
Negri cantik Dunia negeri hebat duniua
Salam cangkem salam mulia
adhem ayem mari di jaga
cangkemu adalah harimaumu
cangkem tentrem gemah ripah loh jinawi
dll.
CURICULUM VITAE
DATA PERSONAL :
Nama Populer : Pardiman Djoyonegoro
Fredy Pardiman
Nama asli : Pardiman S.Sn
Tempat & Tanggal Lahir : Bantul, 07 Agustus 1968
Alamat : Karangjati, Bangunjiwa Kasihan Bantul. Yogyakarta
E mail : [email protected]
Website : www.omahcangkem.com
Telepon HP : 081 642 642 97
MUSIC TRAINING
STUDY
COMPOSER EXPERIENCE
2018
Mbabar gendhing pola klasik di di Studio Omah Cangkem Gending Ladrang Wuku Wangkisan laras pl. Nem Gending Mega Mendung Jati Karang kalajengaken Ilir ilir jati karang pl.nem Gemdhing Ladrang Sanbung Pikukuh laras pl.nem Langgam Asmoro langgeng Komposisi Gending Satriya Jawa
2017
2017
2016
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
dalam Orasi Sri Sultan HB X.
2008
2007
2006
2004
2003
2002
2001
2000
1999
1998
1997
1996
1995
1994
1993
1992
1991
1990
1989
MUSICIAN EXPERIENCE
2009
Mendukung suryakencono pada festifal wayang wong antar group
2005
2004
2002
2001
2000
1999
1997
1996
1991
1988
1987
1985
EDUCATION (Pengabdian Masyarakat)
2015
2014
2013
2012
2011
2010
2009
2007
2005
2004
2003
AWARD
2000
1996
1995